Respon Netizen Terhadap Pengungkapan Pelaku Kasus LP Cebongan (4-6 April 2013)

8 Apr

PoliticaWave – Isu mengenai adanya keterlibatan anggota Kopassus dalam kasus penyerangan di LP Cebongan menjadi salah satu isu yang cukup banyak diprbincangkan oleh para netizen di media sosial. Sebagaimana yang diketahui, pada 23 Maret lalu terjadi sebuah kasus penyerangan ke LP Cebongan yang dilakukan oleh 17 orang bersenjata yang menewaskan empat tahanan. Berbagai pihak menyatakan  bahwa pelaku penyerangan tersebut diduga kuat adalah anggota militer, khususnya adalah Kopassus.

Dugaan tersebut ternyata sesuai dengan hasil tim investigasi Mabes TNI AD. Ketua Tim Investigasi TNI AD, Brigadir Jenderal Unggul Yudhoyono, mengungkapkan bahwa 11 anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah terlibat dalam aksi penyerangan tersebut.  Unggul juga menyebut penyerangan itu dilatarbelakangi jiwa korsa untuk membela kehormatan atas pembunuhan anggota Kopassus Serka Heru Santoso di Hugo’s Cafe, Yogyakarta.

Bagaimana dengan respon netizen terhadap terungkapnya pelaku penyerangan tersebut? Berdasarkan pemantauan PoliticaWave dari 4-6 April 2013, terdapat 619 buzz yang membicarakan tentang keterlibatan oknum Kopassus dalam kasus LP Cebongan. Dari jumlah tersebut, banyak netizen yang mencoba untuk netral, yaitu dengan  mempublikasikan kembali berita mengenai kejadian tersebut tanpa memberikan komentar. Berikut ini adalah grafik mengenai respon netizen mengenai pengungkapan pelaku dalam kasus penyerangan LP Cebongan:

 Image

Meskipun banyak netizen yang mencoba untuk netral, namun PoliticaWave menemukan bahwa lebih banyak netizen yang mengapresiasi dibandingkan memberi respon negatif terhadap pengungkapan tersebut. Untuk respon yang positif antara lain banyak netizen yang mengapresiasi dan menghargai tindakan beberapa anggota Kopassus yang mengaku bahwa mereka terlibat dalam penyerangan tersebut layaknya seorang ksatria.

Tindakan ini juga dianggap heroik dan didukung karena berani ‘menghabisi’ preman yang kerap kali dianggap sebagai pengganggu di dalam masyarakat. Salah satu netizen mengakui bahwa semenjak adanya peristiwa ini, beberapa preman di lingkungan sekitarnya seolah ‘tiarap’. Selain itu peristiwa ini juga dianggap dapat menjadi momentum untuk memberantas premanisme. Mereka juga merasa bahwa sebaiknya penembak misterius (Petrus) dihidupkan kembali karena kondisi keamanan lingkungan saat ini sudah tidak lagi aman.

Selain sikap heroik, netizen juga menyadari bahwa terjadinya peristiwa penyerangan ini adalah suatu hal yang wajar. Hal ini dikarenakan kondisi hukum Indonesia saat ini terasa ‘mandul’ dan penegakan hukumnya terkesan lemah. Pemberitaan di media juga kembali dikritik oleh netizen karena terjadi ketidakadilan dalam pemberitaan mengenai peristiwa tersebut. Salah satu contohnya adalah ditampilkankan foto di sebuah koran yang berisi beberapa anggota keluarga para korban (preman) yang sudah sepuh, tetapi tidak menampilkan foto istri Heru Santoso, korban pada peristiwa di Hugo’s Cafe. 

Selain respon positif, terdapat juga respon negatif dalam penetapan oknum Kopassus sebagai pelaku dalam kasus LP Cebongan. Untuk respon negatif, beberapa contoh opini tersebut antara lain seperti peristiwa ini menjadi kado pahit untuk Kopassus yang akan merayakan HUT ke-61 dan menunjukkan bahwa hukum rimba terjadi di Indonesia. Selain itu, tindakan Kopassus yang menyerang LP Cebongan sangat memalukan dan mencoreng nama TNI. Hal ini juga membuktikan bahwa mental para anggota Kopassus dianggap tidak matang sehingga perlu ada penataan kembali.

Terkait dengan banyaknya netizen yang menganggap tindakan oknum Kopassus ini sebagai suatu hal yang heroik, beberapa netizen menyatakan bahwa pernyataan tersebut adalah pembenaran yang salah karena pada dasarnya tindakan tersebut tidak layak meskipun sebagai implementasi jiwa korsa. Beberapa netizen juga merasa bahwa peristiwa penyerangan ini mengingatkan kembali dengan kasus penculikan para aktivis yang terjadi pada masa Orde Baru. Mereka (netizen) merasa bahwa sebaiknya Kopassus ditaruh di medan perang agar menghindari terjadinya penyerangan kembali terhadap masyarakat sipil.

Selain mengenai respon netizen terhadap penetapan pelaku, PoliticaWave juga menemukan hal menarik terkait dengan kasus LP Cebongan ini. Salah satunya adalah hubungan antara terungkapnya oknum Kopassus sebagai pelaku dan Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang juga ipar dari Susilo Bambang Yudhoyono. Dari hasil pemantauan PoliticaWave, terlihat bahwa apresiasi tidak hanya diberikan kepada TNI tetapi juga ditujukan secara khusus kepada Pramono Edhie atas terobosan penegakan hukumnya pada kasus LP Cebongan.

Beberapa netizen juga menyadari bahwa apresiasi terhadap TNI serta Pramono Edhie ini juga digunakan oleh para politisi untuk meraih simpati publik karena dianggap ikut mendukung atas keterbukaan TNI. Meskipun banyak yang memberikan apresiasi, akan tetapi terdapat juga netizen yang menaruh curiga terhadap pengungkapan pelaku dalam penyerangan LP Cebongan. Beberapa opini di antaranya adalah adanya kejanggalan karena pengungkapan kasus oleh petinggi TNI adalah suatu hal yang jarang terjadi, apalagi dengan waktu yang cukup cepat. Selain itu, pengungkapan ini dianggap sebagai pencitraan Pramono Edhie karena dirinya dihubung-hubungkan dengan isu calon presiden. Adapun skenario pencitraan ini dilakukan setelah banyak belajar dari kesalahan Wiranto dan kasus ’98.

One Response to “Respon Netizen Terhadap Pengungkapan Pelaku Kasus LP Cebongan (4-6 April 2013)”

Leave a comment